• Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Download

Jurnal Fiqa

facebook google twitter tumblr instagram linkedin


Sebelum aku menikah, aku pernah berada dipilihan yang sulit. Tidak mungkin aku mencintai 2 pria dengan semua kelebihan yang mereka punya. Ini ujianku. Dahulu, aku sampai pada titik jenuh dimana aku benar-benar sudah lelah untuk jatuh cinta. Karena disaat yang sama, semakin hari aku mencintai seseorang, semakin berbekas sakit hati yang akan kuterima. Berat, kenyataan yang tidak adil. Hingga aku merasa seperti boneka yang akan ditinggalkan ketika sudah puas dipermainkan. Sakit, sungguh.

Kala itu, aku hanya bisa berdoa dan memasrahkan semua ketetapan-Nya. Ya, aku semakin gila. Aku kuliah gila-gilaan, kerja gila-gilaan, project, organisasi kampus, seminar, event, dan lain sebagainya semua kukerjakan. Cukup diketahui bahwa setiap harinya aku berangkat pagi dan sampai rumah jam setengah 11 malam untuk melakukan semua kegiatanku di 3 kota. Ya, aku memang lelah, sangat lelah. Bahkan aku pernah pulang jam setengah 1 malam karena aku terkena macet saat jalan pulang. Selain do’a dan orang tua, penyemangatku saat itu cukup dengan coklat, dan aku sudah bahagia, sesimpel itu.

Aku tidak bermaksud menyiksa diri. Hanya saja aku berusaha menjadi pribadi yang lebih baik agar cerdas dan tidak mudah terlarut perasaan. Selain itu, semua aku kerjakan hingga aku benar-benar tidak menyisakan waktu untuk menikmati gundahku untuk pria yang hanya mempermainkanku. Sok sibuk? Iya.

Cinta yang paling tulus hanya dari orang tua. Mama adalah malaikat duniaku yang sangat ku cinta. Mama tahu semua kegiatanku, mama tahu semua kisahku, mama tahu semua keluh kesahku. Mamalah yang aku peluk erat sebagai tempatku menumpahkan semua air mata. Aku sangat mencintai mama dan semua kulakukan untuk membuat mama dan papa ku bahagia. Tanpa kusangka, mamaku cerita bahwa dalam setiap ibadahnya, terselip doa spesial untukku agar aku bahagia. Agar aku menemukan pasangan hidupku yang sayang padaku dengan penuh ketulusan.

Ah, ajaib. Aku bahkan tidak menyadari bahwa doa mama membuka semua pintu menuju kebahagiaan. Satu persatu ada saja pria yang datang dan ingin mengenalku lebih jauh. Aku pun menerima perkenalan itu karena aku tidak turut membawa perasaanku, dan aku menganggap semuanya hanya sebagai teman baik, tidak lebih. Sehingga aku menjadi lebih nyaman and I can show the real me. Tidak peduli pria-pria tersebut jodohku atau bukan, niatku hanya menambah relasi pertemanan, dan menambah banyak ilmu baru, kalaupun jodoh aku yakin dia tidak akan pergi setelah mengetahui sifatku.

Pengalamanku disakiti, membuat aku benar-benar tidak ingin membalas apalagi menyakiti orang lain. Karena aku tahu rasanya hancur itu sungguh menyesakkan jiwa. Dan aku juga tidak ingin didoakan yang buruk oleh orang lain.

Setiap ada pria yang serius menyatakan niat baiknya padaku, jawabanku bukan ‘iya’ atau ‘tidak’, melainkan ‘takut’. Pernyataan yang membingungkan karena gantung ya? Iya, maaf.  Pengalaman mengajarkanku untuk tidak mudah percaya pada kalimat bullshit itu lagi. Ya, aku mengalami krisis kepercayaan pada pria. Disatu sisi aku takut menyakiti orang lain, aku takut menjadi seorang yang memberikan harapan palsu, aku takut dipermainkan lagi dan aku takut untuk sakit hati lagi. Entahlah akan sehancur apa jika aku sakit hati lagi.

Kepada pria-pria yang menyatakan serius denganku saat itu, aku selalu menjawab dengan jujur sejak awal, aku sedang dekat dengan siapa, dan mengatakan hal yang sama jika serius silahkan datang pada orangtuaku. Aku berusaha sebaik mungkin untuk meminimalisir rasa sakit hati pria-pria tersebut agar tidak terlalu berharap banyak padaku. Namun, silahkan bicara pada orangtuaku ketika aku sedang tidak sibuk dengan duniaku alias saat aku mendekati masa lulus nanti. Aku tidak ingin hanya karena pria, akademis ku jadi berantakan. Karena pengalamanku sebelumnya, aku pernah putus saat sedang sibuk-sibuknya ujian, dan akhirnya aku menjawab soal sambil menangis dan berpura-pura sedang flu. Eyelinerku berantakan, mataku jadi sembab sayu, kerudungku sudah tidak karuan. Ah, aku lemah sekali dahulu!

Pengalaman banyak mengajarkanku untuk bersikap lebih matang. And now, this is the new me! Seorang wanita yang pernah tersakiti hatinya tidak akan sama seperti wanita yang dikenal sebelumnya. Ia akan berubah dengan image baru yang akan membuat orang lain terkesima dengan pesonanya. Believe me!

            Alhamdulillah, Allah mengabulkan semua do’aku dan do’a orang tuaku. Sudah menjadi kodratnya pria untuk menjatuhkan pilihan, dan sudah menjadi hak ku untuk menentukan pria yang terbaik untukku di masa depan. Tidak bisa dipungkiri, aku pasti akan menyakiti hati orang lain walau aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk jujur sejak awal. Ujian yang sulit ketika harus menentukan pilihan saat menjadi harapan.

Sampai pada akhirnya, istikharahku menemukan jawaban. Disaat aku sedang sibuk menyusun tugas akhir, tanpa kusangka salah satu pria yang aku kenal tiba-tiba berani datang lebih dahulu menyatakan niat baiknya pada kedua orang tuaku. Iya, pria ini gerak cepat! Entah apa difikirannya hingga mau menjadikan aku calon istrinya walau aku pernah galak padanya. Aku memang cukup kenal dengannya walau tidak begitu lama. Namun, keseriusannya membuatku luluh dan mau untuk jatuh cinta lagi. Aku masih ingat perjuangannya untuk dapat memenangkan hatiku. Rasa-rasanya ingin kuceritakan betapa ia menjadi pria kebanggaan yang mampu membuatku lupa dengan perihnya luka.

Bagiku, memilih dan menentukan adalah hal yang lumrah dalam perkara mendapatkan pasangan hidup. Aku pernah merasakan menunggu tanpa kepastian, aku pernah merasa tersisihkan, aku pernah merasa dipermainkan, aku pernah merasa disia-siakan. Namun dibalik pengalaman itu semua, kini aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung karena telah dipilih oleh pria yang mampu meruntuhkan benteng ego ku yang lelah untuk jatuh cinta. Menjadi wanita yang bersikap jauh lebih tenang, tidak mudah berapi-api, dan mampu menghilangkan krisis kepercayaan pada pria. Yang paling penting, Insya Allah merupakan pasangan hidup paling tepat yang Allah pilihkan untuk membimbingku hingga ke syurga. Alhamdulillah 😊

Sebagai penutup terakhir, bagi pria yang belum menjadi pilihan, aku sebagai wanita hanya mampu mengucapkan kalimat maaf yang sebesar-besarnya. Aku tidak mungkin menentukan pilihan lebih dari 1 pria. Semua sudah tertulis dalam Lauhil Mahfudz dan aku hanya mampu mencari jawaban lewat istikharah dan ridho orang tua. Belum tentu apa yang baik menurutmu, adalah baik menurut Allah. Aku sudah berusaha sebaik mungkin agar tidak menyakiti orang lain. Diluar itu, aku berharap tetap bisa menjadi teman baikmu, dan semoga kau tidak membenciku. Walau klasik, aku yakin masih banyak wanita lain yang lebih baik dan lebih tepat untukmu. Aku tidak akan pernah bosan mengucapkan kalimat maaf dan semoga kelak kau akan menemukan bahagiamu.



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sekuat baja, selembut sutera. Mampu menyembunyikan tangis dalam tawa. Indahnya senyuman tak selalu berarti bahagia. Bahkan kau akan sulit menafsirkan maksud dari diamnya.

Rumit? Iya. Berharap orang lain mengerti tanpa memberitahu. Dipengaruhi hormon yang dapat berubah sewaktu-waktu. Kadang begitu ceria, namun dapat seketika berubah menjadi sendu. Cara berfikirnya didominasi oleh perasaan. Dan ini sudah kodratnya. Apa ini salah? Sama sekali tidak. Tak terbayangkan jika dunia hanya tentang logika. Berputar tentang menang dan kalah, benar dan salah. Dan tak terbayangkan pula jika dunia hanya tentang rasa. Berputar tentang suasana, dan terlalu sensitif pada hal yang sebenarnya sederhana.

Sang Pencipta telah merencanakan segalanya dengan sempurna. Menciptakan perbedaan yang menjadi satu atas nama kuasa-Nya. Pria dan wanita. Saling melengkapi, bukan mendominasi. Menyelaraskan logika dalam akal dan rasa dalam hati, menjadi satu pemikiran yang penuh arti. Ya, perpaduan yang sempurna untuk menciptakan ketenangan hakiki.
Wanita. Salah satu ciptaan yang indah, namun jika salah, akan berubah menjadi fitnah. Itulah mengapa Sang Pencipta melindungi dengan batasan, agar tetap dijalan yang benar. Bukan untuk mengekang, justru meningkatkan derajat agar menjadi perhiasan dunia yang diliputi kemuliaan.

Menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia. Kalimat yang indah namun cukup berat. Bukankah proses terbentuknya berlian harus menghadapi suhu dan tekanan yang sangat tinggi?. Bukankah terbentuknya mutiara tidaklah instan melainkan harus bersabar dalam proses yang harus dihadapi?. Ya, Allah telah menciptakan banyak perumpamaan untuk diambil pelajaran, penuh dengan arti.

Hai, lihatlah kearah cermin, perhatikan, kau terlihat manis, bagaimanapun dirimu. Mungkin kini aku, kamu, kita, belumlah sempurna. Tapi, selalu ada jalan jika ingin berusaha. Jangan rendahkan dirimu, namun rendahkanlah hatimu. Kuatkan pundakmu, ringankan langkahmu. Berlarilah, dekatkan hatimu pada penciptamu. Terus perbaiki dirimu, jangan pernah ragu. 🙂

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me


Aenean sollicitudin, lorem quis bibendum auctor, nisi elit consequat ipsum, nec sagittis sem nibh id elit. Duis sed odio sit amet nibh vulputate.

Follow Us

Labels

memilih lokasi pernikahan persiapan pernikahan pondok kenanga rahasia wanita sifat wanita wanita Wedding wedding preparation

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2020 (2)
    • ▼  April (2)
      • Pria Memilih, Wanita Menentukan
      • Rahasia Wanita
  • ►  2017 (1)
    • ►  November (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by BeautyTemplates