Sekuat baja, selembut sutera. Mampu menyembunyikan tangis dalam tawa. Indahnya senyuman tak selalu berarti bahagia. Bahkan kau akan sulit menafsirkan maksud dari diamnya.
Rumit? Iya. Berharap orang lain mengerti tanpa
memberitahu. Dipengaruhi hormon yang dapat berubah sewaktu-waktu. Kadang begitu
ceria, namun dapat seketika berubah menjadi sendu. Cara berfikirnya didominasi oleh perasaan. Dan ini sudah kodratnya. Apa
ini salah? Sama sekali tidak. Tak terbayangkan jika dunia hanya tentang logika.
Berputar tentang menang dan kalah, benar dan salah. Dan tak terbayangkan pula
jika dunia hanya tentang rasa. Berputar tentang suasana, dan terlalu sensitif
pada hal yang sebenarnya sederhana.
Sang
Pencipta telah merencanakan segalanya dengan sempurna. Menciptakan perbedaan
yang menjadi satu atas nama kuasa-Nya. Pria dan wanita. Saling melengkapi,
bukan mendominasi. Menyelaraskan logika dalam akal dan rasa dalam hati, menjadi
satu pemikiran yang penuh arti. Ya, perpaduan yang sempurna untuk menciptakan
ketenangan hakiki.
Wanita. Salah satu ciptaan yang indah, namun jika salah, akan berubah menjadi fitnah. Itulah mengapa Sang Pencipta melindungi dengan batasan, agar tetap dijalan yang benar. Bukan untuk mengekang, justru meningkatkan derajat agar menjadi perhiasan dunia yang diliputi kemuliaan.
Menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia. Kalimat yang
indah namun cukup berat. Bukankah proses terbentuknya berlian harus menghadapi
suhu dan tekanan yang sangat tinggi?. Bukankah terbentuknya mutiara tidaklah
instan melainkan harus bersabar dalam proses yang harus dihadapi?. Ya, Allah
telah menciptakan banyak perumpamaan untuk diambil pelajaran, penuh dengan arti.
Hai, lihatlah kearah cermin, perhatikan, kau terlihat manis, bagaimanapun dirimu. Mungkin kini aku, kamu, kita, belumlah sempurna. Tapi, selalu ada jalan jika ingin berusaha. Jangan rendahkan dirimu, namun rendahkanlah hatimu. Kuatkan pundakmu, ringankan langkahmu. Berlarilah, dekatkan hatimu pada penciptamu. Terus perbaiki dirimu, jangan pernah ragu. 🙂